Sunday, June 14, 2009

Cabai Rawit (Capsium frutescens L.)


Tanaman budidaya, kadang-kadang ditanam dipekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl.

Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota berbentuk bintang. Bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai penjang dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan atau putih buah yang masak berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor.

Cabai rawit terdiri dari 3 varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau dan berdiri tegak pada tangkainya, cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga, dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.

Cabai rawit dapat diperbanyak dengan biji.

Sifat & Khasiat

Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik, stimultan kuat untuk jantung dan aliran darah, antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas, jadi digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut (karmionatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur dan peluruh kencing (diuretik).

Kandungan Kimia

Buahnya mengandung kapsaisin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin A dan C. Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pemati rasa kulit.

Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.

Bagian yang digunakan

Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun dan batang.

Indikasi
Cabai rawit digunakan untuk;
• Menambah nafsu makan
• Menormalkan kembali kaki dan tangan lemas
• Batuk berdahak
• Melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis dan,
• Migrain

Cara Permakaian

Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil.

Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari rasa nyeri karena kedinginan. Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.

Efek Farmakologis

Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabai rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid (Tyas Ekowati Prasetyoningsih FF UNAIR 1987)

Contoh Pemakaian


Kaki dan Tangan Lemas (Seperti Lumpuh)

sediakan 2 bonggol akar cabai rawit , 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit diatas lutut, 60 g kacang tanah dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya, tambahkan air dan arak sama banyaknya sampai bahan bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm diatasnya). Selanjutnya tim ramuan tersebut. Setelah dingin saring dan air saringanya diminum sehari dua kali, masing-masing separo dari ramuan.

Sakit Perut

Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.

Rematik

Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.

Frosbite

Buah biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudian balurkan ke tempat yang sakit.

Catatan

Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi cabai rawit.

Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endofin yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.

Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.
Pada sisitem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamim C dan beta karoten), cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak dan memperlambat proses penuaan.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setaiwan Dalimartha/Hd

No comments:

Post a Comment