Thursday, August 27, 2009

Jambu Mede (Anacardium occidentale L.)


Jambu mede atau jambu monyet berasal dari brazil, tersebar di daerah tropik dan ditemukan pada ketinggian antara 1-1.200 m dpl. Jambu mede akan berbuah lebih baik di daerah beriklim kering dan curah hujan kurang dari 500 mm per tahun. Tanaman ini dapat tumbuh di segala macam tanah, asalkan jangan ditanah lempung yang pekat dan tergenang air.

Pohon, tinggi 8-12 m, memiliki cabang dan ranting yang banyak. Batang melengkung, berkayu, bergetah, percabangan mulai dari bagian pangkalnya. Daun tunggal, bertangkai, panjang 4-22,5 cm, lebar 2,5-15 cm. helaian daun berbentuk bulat telur sungsang, tepi rata, pengkal meruncing, ujung membulat dengan lekukan kecil di bagian tengah, pertulangan menyirip, berwarna hijau. Bunga berumah satu memiliki bunga betina dan bunga jantan, tersusun bentuk malai, kelaur di ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya buah batu, keras, melengkung. Tangkai buahnya lama kelamaan akan menggelembung menjadi buah semu yang lunak, seperti buah peer, berwarna kuning, kadang-kadang bernoda merah, rasanya manis agak sepat, banyak mengandung air dan berserat. Biji bulat panjang , melengkung pipih, warnanya coklat tua.

Kayunya dapat dijadikan bahan bangunan, peralatan rumah tangga, dan kerajinan tangan. Kulit kayu digunakan pada industri batik atau untuk bahan penyamak. Daun muda bisa dimakan sebagai lalap (mentah atau dikukus terlebih dahulu). Buah semu rasanya sepat dan bisa dimakan sebagai rujak, dibuat minuman, anggur dan selai. Jika sudah diolah, harga biji jambu mede cukup mahal, dikenal dengan nama kacang mede. Kulit bijinya mengandung cashew nut shell liquid (CNSL). Jika cairan tersebut mengenai mulut dapat menimbulkan peradangan. Setelah diolah, CNSL dapat digunakan untuk bahan pelumas, insektisida, pernis, plastik, enten atau okulasi.

Sifat dan Khasiat
Kulit kayu berbau lemah, rasanya kelat dan alam -kelamaan menimbulkan rasa tebal di lidah. Khasiatnya sebagai pencahar, astringen dan memacu aktivitas enzim pencernaan (alteratif).

Daun berbau aromatik, rasanya kelat, berkhasiat antiradang dan penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemik). Biji berkhasiat sebagai pelembut kulitdan penghilang nyeri (analgesik). Tangkai daun berfungsi sebagai pengelat daan akar berkhasiat sebagai pencahar (laksatif).

Kandungan Kimia
Kulit kayu mengandung tanin yang cukup banyak, zat samak, asam galat dan ginkol katekin. Daun mengandung tanin-galat, flavonol, asam anakardiol, asam elagat, senyawa fenol, kardol dan metil kardol. Buah mengandung protein, lemak, vitamin (A, B dan C), kalsium, fosfor, besi dan belerang. Percarp mengandung zat samak, asam anakardat dan asam elegat. Biji mengandung 40-50% minyak dan 21% protein protein. Minyak mengandung asam oleat, asam linoleat dan vitamin E. Getah mengandung furtural.

Asam anakardat berkhasiat bakterisidal, fungisidal mematikan cacing dan protozoa.

Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah kulit kayu, biji, minyak biji, kulit biji, daun mudan dan buah.
Indikasi
Kulit kayu digunakan untuk pengobatan;
• Sering buang air kecil (diabetes mellitus)
• Kencing manis (diabetes mellitus)
• Sembelit
• Sariawan, dan
• Jerawatan
• Biji (nuts) digunakna untuk pengobatan;
• Radang mulut rahim (servikitis)
• Sakit gigi, radang gusi
• Gigitan ular berbisa, dan
• Berat badan kurang

Minyak biji digunakan untuk pengobatan;
• Ruam kuku, borok, prosiasis
• Karacunan makanan
• Kulit biji digunakan untuk pengobatan;
• kanker kulit
• Membersihkan karang gigi
• Daun muda digunakan untuk pengobatan;
• Tekanan darah tinggi (hipertensi)
• Kencing manis (diabetes mellitus)
• Malaria
• Rematik
• Sariawan dan
• Ruam kulit

Cara pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus 10-20 g kulit kayu, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pengobatan luar, giling kulit kayu sampai halus, lalu bubuhkan pada bagian yang terkena gigitan ular berbisa atau clavus (penebalan kulit, biasanya terjadi di telapak tangan dan telapak kaki)./ cara lain, giling daun segar sampai halus dan bubuhkan pada luka bakar, lepuh, gigi dan gusi yang sakit. Untuk pengobatan borok, sifilis, lepra, psoriasis, eksim, kulit dan telapak kaki pecah-pecah, rebus, kulit biji yang masih segar sampai airnya mengental, lalu oleskan pada bagian yang luka.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Ekstrak alkohol daun jambu mede menunjukkan;
Efek hipoglikemik pada tikus albino
Keaktifan antikanker terhadap hepatoma129 pada mencit. (vademikum bahan obat alam. DITJEN POM Depkes RI)
Infusum 10% daun jambu mede menunjukkan;
Efek seperti yang ditimbulkan oleh morfin dan fenotiazin pada tikus albino.
Efek perpanjangan waktu reaksi pada mencit. Efek ini timbul pada dosis 30 ml/kg bb. Kemungkinan besar, keadaan ini diakibatkan oleh zat aktif yang berkhasiat analgetik, seperti morfin atau metamizol (vademikum bahan obat alam, Ditjen POM Depkes RI).
Secara spesifik, infus daun jambu mede dengan takaran 50 cc/kg bb yang diberikan secara intra peritoneal pada tikus putih dapat menghambat conditional avoidance escape response pada 87% binatang percobaan. Di lain pihak, tikus kontrol yang diberi garam faal tidak mengalami hambatan (H. Sardjono O. Santoso, Sulistia Gunawan dan Jati Istiantoro, Bagian Farmakologi FKUI).

Infus daun jambu mede dengan dosis 6 dan 12 g/kg bb tidak menunjukkan adanya efek antiinflamasi yang nyata (p<0,05), pada jam kedua setelah pemberian karagenin. Presentasi penghambatan udem daun jambu mede (26.86%) jauh lebih kecil dibandingkan demham natrium diklofenak (41.72%) (yanti Mariana dkk, Bagian Farmakologi FKUI 1993).

Infus daun jambu mede muda mempunyai pengaruh analgesik yang sama kuat dengan parasetamol pada kasus periodontitis akut. Efek samping berupa mual dan pusing (Dewi F., dkk. FKG UI 1992).

Contoh Pemakaian

Sembelit
Cuci 10g kulit kayu jambu mede sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air selama 20 menit. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali sama banyak.

Kencing manis (Diabetes Mellitus)
Cuci 15g kulit kayu jambu mede sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali masing-masing 1/2 gelas.

Radang Tenggorokan
Cuci 5 buah semu jambu mede sampai bersih, lalu parut. Tambahkan 4 sendok makan air masak dan 2 sendok makan madu sambil diaduk rata. Peras ramuan tersebut, lalu saring. Gunakan air saringannya untuk berkumur (langsung ditelan), sehari 3 kali, masing-masing 2 sendok makan.

Sariawan
Cuci segenggam daun muda dan sepotong kulit kayu jambu mede sampai bersih, lalu rebus dalam 1 liter air sampai mendidih (selama 15 menit). Setelah dingin saring dan air saringannya siap untuk diminum. Pengobatan dilakukan sehari 2-3 kali, masing-masing 1 gelas. Air rebusan tersebut juga dapat digunakan untuk berkumur-kumur.

Rematik, Tekan darah tinggi
Iris-iris segenggam daun jambu mede, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Digigigt ular berbisa
Gongseng beberapa buah jambu mede yang mengandung biji sampai kulit luarnya menguning untuk menghilangkan racun yang dapat menimbulkan iritasi kulit. Setelah kuning, keluarkan bijinya. Jemur sampai kering, lalu giling sampai halus. Gunakan ramuan ini untuk menabur luka akibat gigitan ular beracun.

Sakit gigi, radang gusi
Gongseng 5 buah kacang mede kering sampai kuning, lalu giling menjadi serbuk. Ambil 1 sendok teh serbuk tersebut, lalu tambahkan 1/4 sendok teh madu. Aduk sampai rata, lalu bubuhkan pada gigi yang berlubang atau sekitar gusi yang meradang.

Catatan
Secara botani, buah jambu mede yang sebenarnya adalah buah geluknya (nuts), sedangkan buah yang biasanya dirujak adalah tangkai buah yang membengkak dan berdaging.

Getah kulit bijinya (pericarp)mengandung kardol yang beracun dan dapat menyebabkan iritasi kulit. Jika seseorang mengeluarkan kacang mede dengan cara menggigit kulit luar bijinya akan terasa panas dan perih karena terjadi iritasi di bibir dan mukosa mulut.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setiawan Dalimartha/Hadi

Wednesday, August 19, 2009

Jambu Biji (Psidium guajava L.)


Jambu biji berasal dari Amerika Tropik, tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung air yang cukup banyak. Pohon ini banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan. Namun sering tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1200 m dpl. Jambu biji berbuah sepanjang tahun.

Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10 m, percabangan banyak, batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun berambut halus, permukaan atas daun licin. Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, agak melekuk keatas, pertulangan menyirip, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 1-3 bunga, berwarna putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak megumpul ditengah, kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan.

Buah jambu biji dapat dibuat manisan, dijus, disetup, dibuah es krim, sorbet, atau diolah menjadi selai. Jmabu biji dapat diperbanyak dengan biji, okulasiatau tunas yang berakar.

Sifat & Khasiat
Daun rasanya manis, sifatnya netral, berkhasiat astrigen (pengelat), antidiare, antiradang, penghentian perdarahan (hemostatis), dan peluruh haid.

Buah berkhasiat antioksidan karena kandungan beta karoten dan vitamin C yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Kandungan Kimia
Daun mengandung tanin, minyak asiri(eugenol), minyak lemak, damar, zat samak, triterpenoid, asam malat dan asam apfel.

Buah mengandung asam amino (triptofan, lisin), pektin, kalsium, fosfor, besi, mangan, magnesium, belerang dan vitamin (A, B1 dan C). Saat menjelang matang, kandungan vitamin C dapat mencapai 3-6 kali lipat lebih tinggi dari jeruk. Jambu biji, juga kaya dengan serat yang larut dalam air, terutama di bagian kulitnya sehingga dapat mengganggu penyerapan glukosa dan lemak yang berasal dari makanan dan membuangnya ke luar tubuh.

Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah daun, buah mengkal, ranting muda dan akar.

Indikasi
Daun digunakan untuk pengobatan;
• Diare akut dan kronis
• Perut kembung pada bayi dan anak
• Kadar kolesterol darah meninggi
• Haid tidak lancar
• Sering buang air kecil (anyang anyangan)
• Luka, Luka berdarah dan
• Sariawan

Buah digunakan untuk pengobatan;
• Kencing manis (Diabetes mellitus)
• Kadar Kolesterol darah tinggi (hiperkolesterolemia)
• Sembelit
• Ranting muda digunakan untuk pengobatan;
• Keputihan (leukorea)

Akar digunakan untuk pengobatan;
• Disentri

Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g daun segar atau 2,5-4,5 g daun kering, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, rebus daun segar. Gunakan air rebusannya untuk mencuci luka dan liang senggama (pada keputihan). Cara lain, giling daun segar sampai halus, lalu bubuhkan pada luka berdarah akibat kecelakaan dan benda tajam atau borok disekitar tulang.

Efek Farmakologis dan Hasil penelitian
Secara in vitro, infus daun jambu biji dengan bermacam-macam kepekatan menunjukkan perbedaan yang nyata pada diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman Shigella Flexneri dan Shigella Sonnei, sebagai penyebab disentri basiler. (Imam Subagyo, Wahjo Dyatmiko dan Abdul Karim, UNAIR 1981)

Secara in vitro, rebusan daun jambu biji kadar ccdapat mengurangi kontraksi usus halus terpisah marmut, yang sebanding dengan atropin sulfat 2,5 mcg/ml. Kekuatan relaksasi antara rebusan 5%, 10% dan 20% b/v tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. (Natsir P. Djunaid, JF FMIPA UNHAS, 1986)

Secara in vitro, infus daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan perkiraan kadar terendah sebesar 2% b/v, tetapi tidak menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli sampai batas 10% b/v (prima Yuniarti, FF UGM, 1991)

Infus buah jambu biji pada kelinci memiliki efek hipoglikemik (menurunkan kadar glukosa darah). Sebagai pembanding digunakan tolbutamida (Letty Puspitawati, Fakultas Farmasi UNTAG 193).

Hasil penelitian efek infus daun jambu biji dalam upaya pencegahan asfiksia setelah penyemprotan histami sebagai berikut;
Waktu timbulnya asfiksia lebih panjang pada kelompok yang mendapat infus daun jambu biji 5% dibandingkan pada kelompok yang mendapatkan NaCi fisiologis dan antropin sulfat (P<0,05).

Waktu tumbulnya asfiksia antara infus daun jambu bij dengan fenilhidramin HCI tidak berbeda nyata (P>0,05).
Asfiksida tidak terjadi pada kelompok yang mendapatkan infus daun jambu biji 10%, efedrin dan aminofilin (Aznan Lelo, Yineldi Anwar, M. Iskandar Lubis, dkk., Bagian Farmakologi FKL USU dan Jurusan Farmasi FMIPA USU).

Contoh Pemakaian

Diare
Rebus 30g daun jambu segar dan segenggam tepung beras yang telah digongseng sampai kuning dalam dua gelas air sampai mendidih (selama 15 menit). Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum. Lakukan 2-3 kali dalam sehari.

Cuci 30 g daun jambu segar, lalu tumbuk sampai lumat. Tambahkan garam seujung sendok teh dan 1/2 cangkir air panas, lalu aduk sampai rata. Setelah dingin, peras dan saring. Minum air saringannya sekaligus. Jika penderita masih diare, ulangi pengobatan ini 2-3 kali sehari.

Cuci seganggam daun jambu yang masih muda dan segar, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa separonya. Gunakan air rebusan ini untuk menyeduh satu sendok teh daun teh hijau.
Minum ramuan ini selagi hangat. Lakukan 2-3 kali sehari sampai sembuh.

Sering buang air kecil (anyang-anyangan)
Sediakan daun jambu segar dan tepung beras yang telah digongseng sampai kuning masing-masing segenggam, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai air rebusannya tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Perut anak kembung
Sediakan tiga lembar daun jambu biji muda dan segar, lima butir adas, dan 1/2 jari kulit batang pulosari yang dipotong kecil-kecil, lalu cuci sampai bersih. Rebus bahan-bahan tersebut dalam 2 cangkir air sampai tersisa satu cangkit. Setelah dingin, saring dan gunakan air saringannya sebagai obat. Caranya, bayi umur 3 bulan 5-7 kali sehari (masing-masing satu sendok), bayi umur enam bulan 3 kali sehari (masing masing satu sendok makan), anak umur 3 tahun 3 kali sehari (masing-masing 2 sendok makan) dan anak diatas 3 tahun 1 kali sehari (satu cangkir).

Kencing Manis (Diabetes Melitus), Kolesterol tinggi
Cuci satu buah jambu biji yang masih mengkal, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus.
Lakukan 2 kali sehari

Sariawan
Potong segenggam daun dan satu jari kulit batang jambu biji sesuai dengan keperluan, lalu cuci sampai bersih. Rebus bahan-bahan tersebut dalam satu liter air sampai mendidih (selama 15 menit). Setelah dingin , saring dan air saringannya sebagai teh. Habiskan ramuan ini dalam 1 hari.

Keputihan
Cuci 3 potong ranting muda jambu biji sebesar telunjuk dan tujuh lembar daun sirih segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 2 liter air besih, lalu rebus sampai airnya tersisa 1 liter. Setelah dingin, gunakan air rebusannya untuk mencuci liang senggama (Vagina)
menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi
Sediakan 7 lembar daun jambu niji, 2 genggam daun ceremai dan 10 lembar daun sirih (ketiganya herba segar), lalu cucisampai bersih. Rebsu bahan-bahan tersebut dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya (Selama direbus panci harus ditutup). Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum pagi dan malam hari, masing-masing 3/4 gelas.

Luka, Luka berdarah
Cuci daun jambu biji yang baru dipetik secukupnya, Lalu giling daun tersebut sampai lumat. Selanjutnya, tempelkan pada luka dan balut dengan perban. Ganti perban dan ramuan tersebut 3 kali sehari sampai lukanya sembuh.

Catatan
Berdasarkan hasil penelitian, telah berhasil diisolasikan suatu zat flavonoid dari daun jambu biji yang dapat memperlambat penggandaan (replika) human immunodeficiency virus (HIV) penyebab penyakit AIDS. Zat ini bekerja dengan cara menghambat pengeluaran enzim reserved transriptase yang dapat mengubah RNA virus menjadi DNA di dalam tubuh manusia.

Untuk mengobati penyakit tertentu, lebih disukai buah jambu biji yang daging buahnya berwarna merah. Saat ini, buah jambu biji telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan jumlah trombosit pada penderita demam berdarah. Kemungkinan besar, hal ini disebabkan buha jambu biji berkhasiat untuk mengatasi hemostatis, antiradang dan antioksidan sehingga dapat menghentikan proses agregasi (pengumpulan) trombosit dan perdarahan yang terjadi sebelumnya, seperti mimisan, perdarahan kulit dan berak darah. Alhasil, jumlah trombosit cepat meningkat disertai perbaikan kualitas trombosit yang beru terbentuk sehingga dapat berfungsi kembali secara normal.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Indonesia/Hd.

Tuesday, August 11, 2009

Inggu (Ruta angustifolia [L.] Pers.)


Inggu berasal dari Eropa Selatan dan Afrika Utara. Di Jawa tumbuhan yang dapat menyebabkan iritasi lokal ini sering ditanam di kebun pada daerah pegunungan sampai ketinggian 1000 m dpl. Terna, tumbuh tegak, tinggi mencapai 1,5 m, batang berkayu, silindris, ramping, percabangan banyak, lemah, seluruh bagian bila diremas berbau tak sedap. Daun majemuk menyirip ganda, letaknya berseling, dengan anak daun lanset atau bulat telur sungsang, pangkal menyempit, ujung tumpul, tepi rata, pertualangan tidak jelas, panjang 8 - 12 mm, lebar 2 - 6 mm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk dalam malai rata, keluar di ujung ranting, dengan mahkota berbentuk mangkok warna kuning terang. Buah kecil, lonjong, terbagi menjadi 4 - 5 kotak, warnanya cokelat. biji kecil berbentuk ginjal, warnanya hitam.

Di Eropa dikenal sebagai tumbuhan obat penolak guna-guna. Minyak esensialnya digunakan untuk pembuatan parfum dan kosmetik. Perbanyakan dengan setek batang.

Sifat dan Khasiat
Herba berasa pedas, agak pahit, dingin, berkhasiat sebagai pereda demam (antiperik), penghilang nyeri (analgesik), anti radang, penawar racun (antitoksik), peluruh kentut (karminatif), membuyarkan bekuan darah, pereda kejang (antikonsulvan), peluruh haid (emenagog), abortivum, pembersih darah, stimulan pada saraf dan kandungan (uterus), antelmintik. Minyak asiri mengandung oleum rutae, rasanya pahit, pedas dan memualkan, larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alkohol dan eter. Berkhasiat sebagai abortivum dan rubifasien.

kandungan Kimia
Minyak asiri mengandung metil-noniketone sampai 90%, ketone pinena, I-limonena, ceneol, asam rutinat, kokusaginin, edulinine, rhamno glikosid, quersetin flavenol, xanthotoxine, sedikit tanin. Minyak asiri digunakan juga pada industri kosmetika, seperti pembuatan sabun krim dan wangi-wangian.

Bagian yang digunakan
seluruh herba dapat digunakan baik dalam bentuk segar maupun yang telah dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan cara dijemur memakai naungan. Herba ini rasanya memualkan.

Indikasi
Herba ini dapat mengatasi: demam, influenza, batuk, radang paru, kejang pada anak, ayan (epilepsi), kecikutan (singultus, hiccup), kolik, histeri (hysteria), menghilangkan nyeri seperti nyeri ulu hati, dada dan hernia, hepatitis, haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrhoea), ekzema pada anak, bisul, radang kulit bernanah, memar akibat terbentur benda keras, gigitan ular berbisa dan serangga, keracunan obat atau keracunan lain yang mematikan, radang vena (flebitis), pelebaran pembuluh darah balik (vena varikosa) dan cacingan.

Cara Pemakaian
Herba sebanyak 10-15 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling atau diremas-remas, lalu dibubuhkan pada bagian tubuh yang sakit seperti pengobatan pada sakit kepala, kejang pada anak, ketombe, gudig, sakit telinga, sakit telinga, sakit gigi, bisul, memar dan rematik. Oleh karena herba ini rasanya pedas maka pemakaian lokal yang terlalu banyak dapat menyebabkan warna kulit menjadi merah, membengkak dan kadang timbul lepuh (bulla). Minyak asirinya juga dapat digunakan sebagai minyak gisik untuk menghilangkan rasa nyeri pada bagian tubuh yang sakit.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Sejumlah percobaan pada binatang menunjukkan bahwa zat berkhasiat furoquinoline alkaloid skimmianine dapat menyebabkan keguguran. Hal ini diduga akibat efek stimulasi langsung pada otot kandungan (uterus) Dari penelitian perkembangan folikel ovarium mencit pada periode pasca-lahir yang diberikan suntikan ekstrak daun inggu dengan dosis 8 mg/100 g bb, ternyata pada ovarium mencit berumur 21, 35 dan 49 hari terjadi penurunan jumlah folikel primer, sekunder dan de Graaf, sedang jumlah folikel atresia meningkat. Hal ini diduga karena inggu bersifat estrogenik (Maria Esti Taruni, Fakultas Biologi UGM, 1993).

Pemberian ekstrak daun inggu subkutan pada mencit dengan kehamilan 4-5 hari dengan dosis 0,08 mg/g bb, pada uterus tampak peningkatan vaskularisasi, hemoragi, hiperplasia endometrium, perubahan glandula uterina, edema lamina properia endometrium, tidak terbentuknya sel raksasa, dan tebal miometrium bertambah. Keadaan tersebut hampir sama dengan pemberian estradiol benzoas (Flora Rumiati, Fakultas Biologi UGM, 1993).

Contoh Pemakaian

Demam
Sebanyak 1/2 genggam herba inggu segar dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 3/4 bagian. Setelah dingin lalu disaring, dapat ditambah madu sebelum diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.

Kejang pada anak
Sebanyak 15-20 g daun inggu segar dicuci bersih lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, yaitu pagi dan sore hari.

Sebanyak 10 lembar daun inggu dicuci bersih dan digiling sampai halus. Tambahkan cuka seperlunya, remas sampai merata. Setelah selesai, adonan tadi dipakai untuk mengompres ubun-ubun anak yang sedang kejang.

Nyeri ulu hati
Sebanyak 15g herba inggu segar dicuci dan direbus dengan 3 gelas dicuci dan direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus.

Merangsang haid
Sebanyak 28 g herba inggu kering direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, siap untuk diminum. Setiap kali minum cukup 1/2 gelas.

Kecikukan
Sebanyak 3/5 genggam daun inggu dicuci, lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai airnya menajdi 3/4 bagian. setelah dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. Setiap kali minum dapat ditambah made secukupnya.

Sakit telinga
Tiga genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air matang. Tumbuk sampai halus, kemudian peras dengan sepotong kain. Air perasanya diteteskan pada telinga yang sakit.

Sakit kepala
Satu genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu ditumbuk sampai lumat. Hasilnya dibagi dua sama banyak, tempelkan pada kedua pelipis.

Sakit gigi
Tiga lembar daun inggu sebar dicuci bersih lalu dibilas dengan air matang. Lumatkan dengan jari sampai lunak. Masukkan ke salam lubang gigi lalu ditutup dengan kapas.

Ketombe, Gudig
Segenggam daun segar, sepotong kunyit dan 1 sendok teh beras dicuci bersih lalu digiling halus sampai seperti bubur. Gosokkan pada kulit kepala atau kulit yang terkena gudig.

Bisul
Segenggan daun inggu dicuci bersih lalu digiling halus. Hasil gilingannya diperas dan air perasannya ini dicampur dengan bubuk indigo. Gunakan untuk memoles bisul.

Hepatitis
Daun inggu segar sebanyak 1/3 genggam dicuci bersih, lalu tambahkan 3 gelas air bersih kemudian direbus sampai airnya tersisa separo. Setelah dingin disaring. Tambahkan air gula batu seperlunya bila hendak diminum. Sehari diminum 2 kali, masing-masing cukup 3/4 gelas

Catatan
Perempuan hamil dilarang menggunakan tumbuhan ini.

Dosis yang berlebihan menimbulkan tanda-tanda acro-narcotic poison dan menyebabkan keguguran pada perempuan hamil.

Beberapa zat aktif pada herba ini dapat menimbulkan hipersensitif terhadap cahaya bagi pemakainya (fototoksik). Setelah menggunakan herba ini, hindari terkena cahaya matahari langsung, untuk mencegah timbulnya kemerahan pada kulit, pembengkakan, sampai luka bakar. Timbulnya dermatitis dapat terjadi pada beberapa pengguna yang sensitif.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Indonesia (Dr. Setiawan Dalimartha)

Thursday, August 6, 2009

Iler (Coleus scutellarioides [L.] Benth)


Umumnya, iler ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau tanaman obat. Herba yang berasal dari Asia Tenggara ini banyak ditemukan pada tempat-tempat yang lembab dan terbuka, seperti di pinggir selokan , pematang sawah atau di tepi jalan pedesaan pada ketinggian 1-1.300 m dpl.

Terna, setahun, tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, bagian yang menyentuh tanah keluar akar, tinggi 0,5 - 1,5 m, jika seluruh bagian diremas akan mengeluarkan bau yang harum. Batang bersegi empat dengan alur yang agak dalam pada masing-masing sisinya, berambut, percabangan banyak, berwarna ungu kemerahan. Daun tunggal, panjang tangkai 3-4 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur, pengkal membulat atau melekuk menyerupai bentuk jantung, ujung meruncing, tepi beringgit, tulang daun menyirip jelas (berupa alur) berbentuk gambaran seperti jala, permukaan daun agak mengkilap, berambut halus, panjang 7 - 11 cm, lebar 3,5 - 6 cm berwarna ungu kecoklatan sampai ungu kehitaman. Bunga dalam anak payung dan berhadapan, tersusun dalam tandan lepas di ujung atau malai yang bercabang lebar, mahkota berbibir dua dengan bibir bawah yang menggantung, berwarna putih. Buah keras, berbentuk seperti telur dan licin.

Corak, bentuk dan warna iler beraneka ragam, tetapi yang berkhasiat obat adalah yang berwarna merah kecoklatan.

Iler dapat diperbanyak dengan stek batang atau dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Iler baunya harum, rasanya agak pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat sebagai peluruh haid (emenagog), perangsang nafsu makan, penetralisir racun (antitoksik), menghambat pertumbuhan bakteri (antiseptik), menbuyarkan gumpalan darah, mempercepat pematangan bisul dan pembunuh cacing (vermisida).

Kandungan Kimia
Batang dan daun mengandung minyak asiri, fenol, tanin, lemak, phytosterol, kalsium oksalat dan peptic substances.

Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan untuk berbagai macam penyakit adalah daun dan batang.

Indikasi
Daun digunakan untuk pengobatan;
• Wasir
• Terlambat Haid
• Keputihan
• Demam, Demam Nifas
• kencing Manis (diabetes mellitus)
• Sukar buang air besar (Sembelit)
• Gangguan Pencernaan Makanan (dispepsi)
• Cacingan
Akar digunakan untuk pengobatan;
• Perut mulas, mencret (diare)

Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus 5-15 lembar daun, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, cara penggunaanya sebagai berikut;
Giling daun sampai halus, lalu turapkan pada bisul, abses, borok, luka bernanah, sakit kepala, demam nifas, serta gigitan ular dan serangga berracun. Selain itu, ramuan ini dapat digunakan sebagai tapal setelah persalinan.

Cuci daun sampai bersih, lalu bilas dengan air masak. Selanjutnya, giling sampai halus, lalu saring dan air saringannya dapat digunakan sebagai obat tetes pada penderita radang telinga atau sebagai antiseptik sewaktu memotong tali pusat bayi yang baru lahir.

Rebus daun dalamair sampai mendidih (selama 15 menit). Setelah dingin, air rebusanya itu dapat digunakan sebagai obat tetes mata yang meradang atau untuk mencuci luka.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Pada pemeriksaan pendahuluan tentang zat-zat kimia yang terkandung dalam daun iler, diperoleh informasi bahwa kadar air dalam daun iler segar sekitar 83,05 % dan kadar minyak asiri dalam serbuk daun iler sekitar 0,047 %. Senyawa kimia yang teramati adalah alkaloid, flavonoida, saponin dan minyak asiri (Suwarji Heryana JF FMIPA UNPAD 1987).

Senyawa kimia polar dari tanaman iler diduga dapat menghambat pertumbuhan sel leukimia L-1210 (Abdul Star Khan, FF UNTAG 1993). Contoh Pemakaian

Wasir
Cuci 25g daun iler sampai bersih, lalu rebus dalam dua gelas air sampai mendidih (selama 15 menit). Tambahkan 5g gula merah sambil diaduk rata. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus.

Cuci daun iler, daun wungu, dan daun sambiloto masing-masing 7 lembar sampai bersih. Lalau rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan satu sendok makan madu sambil diaduk rata. Minum ramuan ini sekaligus. Lakukan dua kali sehari sampai sembuh.

Bisul, Abses, Borok
Daun iler segar sebanyak 10 lembar dicuci lalu digiling halus. Tambahkan sedikit air masak sambil diaduk sampai menyerupai bubur kental. Turapkan pada bisul, abses atau borok, lalu dibalut. Lakukan 2 kali sehari sampai sembuh.

Bisul
Cuci daun segar sampai bersih. Setelah kering, olesi dengan minyak kelapa. Layuakn diatas api dan tempelkan pada bisul selagi hangat. Pengobatan ini dilakukan tiga kali sehari.

Demam, Demam Nifas
Sediakan daun iler, daun jinten (Coleus amboinicus Lour), daun sambiloto, daun srigading, daun legundi (Vitex trifolia L.), daun sendok, maisng-masing 1/4 genggam, asam kawak sebesar telur ayam, gula enau sebesar tiga jari. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu rebus dalam empat gelas air sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari tiga kali, masing-masing 3/4 gelas.

Radang Telinga
Cuci 10 lembar daun iler segar, lalu tumbuk sampai halus. peras dan saring menggunakan sepotong kain. Air perasan yang terkumpul dapat diteteskan pada telinga yang sakit. Lakukan 4-6 kali sehari, setiap kali 2-3 tetes. Untuk keesokan harinya gunakan cairan yang baru.

Sembelit
Cuci daun iler dan daun jinten (masing-masing 5 lembar), pegagan dan daun saga (masing-masing 1/2 genggam), 1/2 lembar daun pepaya, rimpang kunyit dan rimpang temu lawak (masing-masing sebesar 1/2 jari tangan) dan gula enau sebesar 3 jari. Selanjutnya potong bahan-bahan seperlunya, kemudian rebus dalam empat gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin saring dan air saringannya siap untuk diminum. Ramuan ini dapat diminum sehari dua kali, masing-masing satu gelas.

Terlambat Haid
Cuci enam lembar daun iler segar sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum seklaigus.

Cuci 7 lembar daun iler segar dan kunyit sebesar satu jari sampai bersih. Tambahkan garam seujung sendok teh, lalu tumbuk. Setelah halus, masukkan satu sendok makan air jeruk nipis dan tiga sendok makan air masak. Aduk rata, lalu peras dan saring. Minum air saringannya sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore hari.

Mengeluarkan cacing gelang dari perut
Cuci 7 lembar daun iler segar, lalu giling sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air minum dan satu sendok makan madu. Aduk ramuan tersebut sampai rata, lalu peras dan saring. Air saringannya dapat diminum sekaligus diwaktu malam sebelum tidur.
Ramuan ini dianjurkan selama 3 malam berturut turut.

Kencing manis
Cuci daun iler, daun salam dan daun sambiloto segar masing masing 6 lembar, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus sekaligus 1/2 jam sebelum makan. Lakukan 2 kali sehari pagi dan sore.

Keputihan
Cuci 7-10 lembar daun iler yang baru dipetik sampai bersih. Masukkan ke dalam panci email, lalu tuangkan tiga gelas air bersih kedalamnya. Selanjutnya rebus sampai airnya tersisa separonya, setelah dingin. Saring dan tembahkan satu sendok makan madu dan diaduk rata. Bagi ramuan ini menjadi tiga bagian yang sama banyak, untuk diminum pagi, sing dan sore hari.

Mulas, Sakit perut
Cuci tiga potong akar iler segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Selanjutnya rebus dalam dua gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Gangguan pencernaan (Dispepsi)
Cuci 10 lembardaun iler segar, lalu rebus dalam 2 gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari dua kali. Masing-masing 1/2 gelas.

Catatan
Ibu hamil dilarang minum ramuan rebusan daun iler karena bisa menyebabkan keguguran.
Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Indonesia/Hda satu gelas. Setelah dingin, saring dan tambahkan satu sendok makan madu sambil diaduk rata. Minum ramuan ini sekaligus. Lakukan dua kali sehari sampai sembuh.