Wednesday, July 29, 2009

Gude (Cajamus cajan [Linn.] Millsp.)


Gude atau kacang gude di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman pangan atau digunakan sebagai pupuk hijau. Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2000 m dpl. Pertumbuhannya memerlukan banyak cahaya matahari dan tidak tahan terhadap kondisi lembap. Tumbuhan sebagai perdu tegak, tinggi 1 - 2 m. Batang berkayu, bulat, beralur, berbulu, hijau kecoklatan. Daun berkumpul tiga, bertangkai pendek. Helai daun bulat telur sampai elips, tersebar, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Perbungaan majemuk, keluar dari ketiak daun, bentuk tandan, karangan bunga 15 - 30 cm, mahkota bentuk kupu-kupu, kuning. Buah polong, panjang putih keabu-abuan, kuning, coklat atau hitam. Polong muda dapat dimakan. Polong tua dipanggang atau dibalut sejenis tempe. Daun muda bisa dimakan mentah sebagai lalab, direbus atau dikukus. Perbanyak dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Daun berkhasiat sebagai pembersih darah. Akar berkhasiat sebagai penenang (sedatif), peluruh dahak (ekspektoran), obat luka, dan obat pemberantasan cacing (antelmintik). Sedangkan biji menghilangkan bengkak.

Kandungan kimia
Daun gude mengandung flavonoida,saponin,danpolifenol. sedangkan batang mengandung flovonoida,saponin,dan tanin. bagian yang digunakan daun, akar dan biji.

Kegunaan dan khasiat
Daun berkhasiat untuk mengatasi: sakit kuning (jaundiace), sakit di dalam muut, batuk, diare, gangguan perut.
Akar berkhasiat untuk mengatasi: cacingan, batuk berdahak, dan luka. Biji berkhasiat untuk mengatasi memar.

Dosis Pemakaian
Daun segar sebanyak 1 - 2 genggam direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu digunakan untuk menutup kelainan sepeti kurap, herpes zooter, gatal-gatal dan ruam kulit

Cara pemakaian
Kurap
Daun gude segar sebanyak 5 g dicuci bersih lalu ditumbuk haus. Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih, aduk merata, lalu dioleskan pada kudisnya.

Herpes Zooter
Siapkan daun gude segar secukupnya, cuci bersih dan digiling halus. Balurkan pada gelembung-gelembung herpes lalu ditutup dengan kain kasa. diganti 3 - 4 sehari.

Batuk, diare, dan gangguan perut
Ambil daun gude segar sebanyak 2 genggam, cuci dan rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.

Sakit di dalam mulut
Ambil daun gude secukupnya, cuci bersih dan kunyah. Biarkan beberapa saat, baru ampasnya dibuang.

Sakit kuning
Ambi daun gude segar secukupnya, cuci dan giling halus. Air perasannya ditampung sampai terkumpul 1/2 cangkir. Tambahkan garam seujung sendok teh. Aduk, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.

Memar
Ambil biji gude secukupnya lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit air sampai menjadi seperti bubur. Turapkan pada bagian tubuh yang memar.

Sumber : Atlas Tumbuhan Obat Indonesia (Dr. Setiawan Dalimartha)

Thursday, July 23, 2009

Gandarusa (Justicia gendarussa Burm.f.)


Gandarusa tumbuh liar di hutan, tanggul sungai atau ditanam sebagai tumbuhan obat atau tanaman pagar. Di Jawa, tumbuh pada ketinggian 1 - 500 m dpl. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 0,8 - 2 m. Batang berkayu, bercabang, beruas, warnanya kecokelatan kehitaman, mengilap.Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang. Helai daun berbentuk lanset, tepi rata, ujung meruncing, pangkal berbentuk baji, pertualangan menyirip, panjang 5 - 20 cm, lebar 1 - 3,5 cm, warnanya hijau tua. Bunga majemuk tersusun dalam rangkaian berupa malai, keluar dari ketiak daun atau ujung percabangan, mahkota bentuk tabung, berbibir dua, putih. Buah bentuknya bulat panjang, berbiji empat, licin.

Gandarusa berbatang cokelat kehitaman lebih populer, walaupun ada juga yang berbatang hijau. Daunnya dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan setek batang.

Sifat dan Khasiat
Daun bersifat rasa pedas, sedikit asam, dan netral. Berkhasiat melancarkan peredaran darah, membuyarkan sumbatan, anti-rematik, peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), dan pencahar. Sedangkan kulit kayunya bersifat sebagai perangsang muntah.

Kandungan Kimia
Justisin, minyak asiri, kalium, kalsium oksalat, tanin, dan akaloid yang agak beracun. Bagian yang digunakan daun dan akar, penggunaan segar atau yang telat dikeringkan.

Indikasi
Daun berkhasiat untuk mengatasi: bengkak akibat terpukul atau terbentur (memar), keseleo, patah tulang (fraktur), rematik sendi, nyeri pinggang, haid tidak teratur, tidak datang haid (amenore), demam yang hilang timbul, dan mual sewaktu batuk dan sesak.
Akar berkhasiat untuk mengatasi: rematik, keram otot, demam, kencing terasa nyeri (disuria), sakit kuning (jaundice), diare serta anak kecil yang kurus sekali (marasmus).

Cara Pemakaian
Daun segar 30 - 60 direbus atau ditumbuk dan diperas, air yang terkumpul lalu diminum. Bila memakai daun kering, rebus sebanyak 15 - 30 g. Akar sebanyak 3 - 10 g direbus, minum. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu tempelkan ke tempat yang sakit seperti tulang patah, bengkak terkilir, pembengkakan kelenjar dan bisul. Air perasan daun segar digunakan sebagai obat tetes pada telinga yang sakit. Sedangkan air rebusan herba ini bisa digunakan untuk mencuci koreng dan borok.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Untuk mengetahui efek analgetik, dilakukan pemberian infus daun kering gandarusa per oral pada menit, dengan bahan pembanding parasetamol dan morfin. Hasilnya memperlihatkan perpanjangan waktu reaksi sesuai kenaikan kadar infus (Hotma Elisa Siregar, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 1984).

Prof. Ir. Moeso S. dan Drs. Agus P. melaporkan bahwa gandarusa digunakan masyarakat Irian Jaya sebagai obat KB Pria. Untuk itu, dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kadar testosteron yang mempunyai peranan dalam pembentukan dan maturasi spermatozoa. Ternyata infus daun gandarusa menurunkan kadar testosteron dalam serum tikus. Semakin besar dosis yang diberikan, semakin besar penurunan kadar testosteron (Emi ustantonia, Fax. Farmasi, UNAIR, 1992)

Contoh Pemakaian

Memar, keseleo, rematik, tulang patah
Daun gandarusa segar sebanyak 30 - 60 g atau yang kering 15 - 30 g, direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum pagi dan sore hari, masing-masing 1/2 gelas.

Daun dan tangkai muda gandarusa secukupnya dibersihkan, tambahkan sedikit garam lalu dipanaskan. Hangat-hangat dipakai untuk menutup bagian tubuh yang sakit.

Tulang patah, bisul
Daun gandarusa segar dipipis atau daun kering digiling halus, tambahkan arak dan cuka secukupnya sambil diaduk rata sampai seperti bubur kental. Ramuan tersebut ditempelkan pada bisul atau bagian tulang yang patah, lalu dibalut. Ganti setiap hari. Tulang yang patah sudah dalam posisi yang benar dan terfiksasi.

Memar
Daun gandarusa segar dicuci lalu diolesi minyak kelapa. layukan di atas api, lalu tempelkan ke tempat yang sakit.

Haid tidak teratur, tidak datang haid
Daun gandarusa segar sebanyak 50 g dan lada putih 5 butir, dicuci lalu ditumbuk. Peras dan saring, air yang terkumpul diminum lalu ditumbuk. Peras dan saring, air yang terkumpul diminum sekaligus setiap pagi. Lakukan 3 - 5 hari sebelum haid.

Mual sewaktu batuk dan sesak napas
Daun gandarusa segar dicuci bersih lalu dijus dengan secangkir air dan 1/2 seloki arak. Air yang terkumpul diminum sekaligus.

Rematik, kencing nyeri, demam, sakit kuning, diare
Akar gandarusa sebanyak 10 g direbus dengan 3 gelas susu sampai mendidih selama 15 menit. Setelah disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore sama banyak.

Catatan
Perempuan hamil dilarang menggunakan tumbuhan obat ini.
Di India dan Asia Tenggara, gandarusa digunakan sebagai obat pereda demam, ekzema, sakit mata, dan sakit telinga

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Indonesia (Dr. Setiawan Dalimartha)/Hadi

Saturday, July 18, 2009

Ekor Kucing (Acalypha hispida Burm. f.)


Ekor kucing merupakan tanaman asli dari Hindia Barat. Umumnya ditanam sebagai tanaman hias di halaman atau taman-taman.

Perdu, tumbuh tegak, tinggi 1-3 m. Batang bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, berwarna coklat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak berselingan. Helaian daun berbentuk bulat telur atau lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, penjang 12-20 cm, lebar 6-16 cm, berwarna hijau muda. Bunga berkelamin tunggal dalam satu pohon. Bunga betina berkumpul dalam karangan berbentuk bulir yang keluar dari ketiak daun, bentunya bulat panjang berjuntai kebawah, berdiameter 1-1,5 cm, panjang 20-50 cm, berwarna merah. Buahnya bulat, kecil, berambut, berwarna hijau. Biji berbentuk bulat, kecil, berambut, berwarna hijau. Biji berbentuk bulat, kecil, berwarna putih, kotor.

Ekor kucing dapat diperbanyak dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Bunga ekor kucing rasanya manis, kelat, fifatnya sejuk. Bunga ini berkhasiat untuk menghentikan perdarahan (hemostatis) dan peluruh kencing (diuretik). Akar dan daun berkhasiat hemostatis.

Kandungan Kimia
Daun mengandung acalyphin, flavonoid, saponin dan tanin. Bunga mengandung saponin dan tanin.

Bagian yang Digunakan
Bagian yang dapat digunakan untuk pengobatan adalah bunga dan daun.

Indikasi
Bunga digunakan untuk pengobatan:
• Disentri, radang usus
• Perdarahan, seperti berak darah, muntah darah, mimisan
• Cacing
• Luka bakar, dan
• Tukak (ulkus) di kaki

daun digunakan untuk pengobatan;
• Bercak putih dikulit karena kehilangan pigmen (vitiligo)
• Disentri, batuk darah (hemoptitis), luka berdarah, dan
• Sariawan

Cara pemakaian.

Vitiligo
Cuci segenggam daun segar dan kencur seukuran 1/2 ibu jari sampai bersih, lalu giling sampai halus. Balurkan pada bagian tubuh yang berbercak putih, lalu balut. Lakukan pengobatan ini setiap hari.

Luka Berdarah
Untuk menutup luka, cuci segenggam daun segar sampai bersih, lalu tumbuk sampai halus. Tempelakan pada luka, lalu balut dengan kain perban.

Ludah Berdarah
Cuci bunga segar dan pinang secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Selama dikunyah, dapat ditambah sedikit jahe, kencur, dan daun pulai yang masih muda. Telan air kunyahannya dan buang ampasnya. Lakukan beberapa kali sehari.

Giling 30 g bunga segar dan 30 g gula enau sampai halus. Selanjutnya makan campuran tersebut. Lakukan 3 kali sehari sampai sembuh.

Sumber: Altas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setiawan dalimartha/Hd

Friday, July 10, 2009

Daun Wungu (Graptophyllum pictum [L.]Griff.)


Daun wungu sering ditemukan tumbuh liar di pedesaan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Asalnya dari Irian dan Polynesia, dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.250 dpl. Tumbuh baik pada tempat terbuka yeng terkena sinar matahari, dengan iklim kering atau lembap.

Perdu atau pohon kecil, tinggi 1,5 - 3 m, batang berkayu. Kulit dan daun berlendir dan baunya kurang enak. Cabang bersudut tumpul, berbentuk galah dan beruas rapat. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya berhadapan silang, bulat telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergelombang, pertualangan menyirip, panjang 8 - 20 cm, lebar 3 - 13 cm, permukaan atas warnanya ungu dan mengkilap. perbungaan majemuk, keluar di ujung batang, tersusun dalam rangkaian berupa tandan yang panjangnya3 - 12 cm, warnanya merah keunguan. Buahnya buah kotak, bentuknya lonjong, warnanya ungu kecoklatan. Biji kadang-kadang 2, bentuknya bulat, warnanya putih.

Ada tiga varietas, yaitu berdaun ungu, berdaun hijau dan belang-belang putih. Yang digunakan sebagai obat adalah varietas berdaun ungu yang dinamakan Graptophyllum pictum (L.) Griff. var luridosanguineum Sim. Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun, namundi Jawa jarang sekali menghasilkan buah. Perbanyakan dengan setek batang.

Sifat dan Khasiat
Daun berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), mempercepat pemasakan bisul, pencahar ringan (laksatif), dan pelembut kulit (emoliens). Sedangkan bunganya berkhasiat sebagai pelancar haid.

Kandungan Kimia
Daun tumbuahan ini mengandung alkaloid yang tidak beracun, glikosida, steroid, saponin, tanin, klorofil, dan lendir. Batang daun wungu mengandung kalsium oksalat, asam formik dan lemak. Bagian yang digunakan antara lain daun, kulit batang dan bunganya.

Indikasi
Daun berkhasiat untuk mengatasi wasir (hemoroid) dan sembelit (konstipasi), bunganya untuk mengatasi datang haid tidak lancar.

Cara Pemakaian
Daun segar sebanyak 10 - 15 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun atau kulit batang secukupnya dibersihkan lalu dipipis. Gunakan untuk menutup bisul, borok, luka, sakit telinga, payudara bengkak karena bendungan asi, atau bagian tubuh yang bengkak (memar) akibat terbentur benda keras atau terpukul. Air perasan daun untuk sakit telinga.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Rebusan daun wungu dapat menghilangkan gejala hemoroid ektsernum derajat II (Sardjono O. Santoso dan B. Dzulkarnaen, Farmakologi FK UI dan Puslit. Farmasi DEPKES).

Pada penelitian komponen kimia daun wungu, didapatkan senyawa steroid, alkaloid, dan tanin (Achmad H dan Soedigdo S., Litbang PT Kimia Farma dan Departemen Kimia ITB).

Contoh Pemakaian,
Wasir
Daun wungu segar sebanyak 10 g dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai air rebusan tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum pagi dan sore hari masing-masing 1/2 gelas.

Daun wungu 10 g dan daun sendok (Platigo Mayor) 15 g, keduanya bahan segar dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, minum padi dan siang hari, masing-masing 1 gelas.

Daun wungu dan pegagan (Centella asiatica) segar masing-masing 1 gengam, 3 tanaman tempuh wiyang (Emilia sonchifolia), seutuhnya, bawang merah dan adas (Foeniculum vulgare) masing-masing 3 butir, pulasari (Alyxia reinwardtii) dan rimpang kunyit masing-masing 1/2 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu direbus sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari.

Bengkak terpukul (memar)
Kulit batang daun wungu secukupnya dibersihkan lalu ditumbuk halus. Bahan tersebut lalu diletakkan di atas bagian tubuh yang bengkak kemudian dibalut. Ganti 2 kali sehari.

Bisul di payudara
Daun wungu segar dicuci lalu oleskan santan kelapa. Bahan tersebut kemudian dilayukan di atas api. Hangat-hangat letakkan di atas payudara yang bisulan.

Bengkak dan mematangkan bisul
Daun wungu secukupnya dicuci bersih lalu dipipis bersama gula merah secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Letakkan diatas bagian tubuh yang bengkak atau bisul kemudian dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari,

Daun segar dioleskan minyak kelapa lalu dilayukan di atas api Tempelkan pada bisul atau bengkak.

Datang haid tidak lancar
Bunga wungu kering sebanyak 1 genggam diseduh dengan 5 gelas air panas. Minum seperti teh, pada waktu menjelang haid.

Sembelit
Daun wungu segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih. Tambahkan 2 gelas air bersih lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah disaring, minum sekaligus.

Sakit Telinga
Daun wungu segar secukupnya dicuci bersih lalu dibilas dengan air matang. Tumbuk sampai lumat, lalu peras. Air yang terkumpul digunakan untuk menetesi telinga.

Sumber: Atlas Tumbuhan Indonesia (Dr. Setiawan Dalimarta)/ Hadi

Monday, July 6, 2009

Daun Sendok(Platigo mayor L.)


Daun sendok merupakan gulma di perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, dan halaman berumput yang agak lembab, kadang ditanam dalam pot sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia dan Eropa, dapat ditemukan dari daratan rendah sampai 3.300 dpl. Tumbuhan obat ini tersebar luas di dunia dan telah dikenal sejak dahulu kala serta merupakan salah satu dari 9 tumbuhan obat yang dianggap sakral di Anglo Saxon.
Tena menahun, tumbuh tegak, tinggi 15 - 20 cm, Daun tunggal, bertangkai panjang, tersusun dalam roset akar. Bentuk daun bundar telur sampai lanset melebar, tepi rata atau bergerigi kasar tidak teratur, permukaan licin atau sedikit berambut, pertualangan melengkung, panjang 5 - 10 cm, Lebar 4– 9 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuktersusun dalam bulir yang panjangnya sekitar 30 cm, kecil-kecil, warna putih. Buah lonjong atau bulat telur, berisi 2 – 4 biji berwarna hitam dan keriput. Daun muda bisa dimasal sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Herba ini bersifat manis dan dingin. Berkhasiat sebagai antiradang, antiseptik, peredam demam (antiperik), peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak (ekspektoran), obat batuk (antitusif), penghentian pendarahan (hemostatis), astrigen, menerangkan penglihatan dengan menormalkan aktivitas organ hati yang berlebihan, dan menghilangkan haus.

Biji bersifat manis, dingin, masuk meridian ginjal, hati, usushalus dan paru. Berkhasiat sebagai diuretik, afrodisiak, menyehatkan paru, ekspektoran, pencahar (laksans), meredakan panas hati dan menerangkan penglihatan. Rebusan biji meningkatkan pengeluaran urea, asam urat, dan sodium chloride.

Kandungan Kimia
Herba ini mengandung plantagin, aukubin, asam ursolik, b -sitosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl D-galaktosa, L-arabinosa dan rhammosa. Juga mengandung tanin, kalium dan vitamin (B1, C, A). kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang tersapt dalam ginjal dan kandung kencing. Zat aktif aukubin selain berkhasiat melindungi hati terhadap pengaruh zat beracun yang dapat merusak sel-sel hati (hepatoprotektor), juga berkhasiat antiseptik.

Biji (che qian zi) daun sendok mengandung asam planteroklik, plantasan (dengan komposisi xylose, arabinose, asam galacturonat dan rhamnose), protein, musilago, aucubin, asam suksinat, adenin. Cholin, katalpol, syringin, asam lemak (palmitat, stearat, arakidat, oleat, linolenat dan linoleat), serta flavanone glycoside. Sedangkan bagian akar mengandung naphazolin.

Bagian yang Digunakan
Herba, biji, akar. Biji dikumpulkan setelah masak lalu digongseng dengan air asin.

Indikasi
Herba berkhasiat mengatasi

• Gangguan pada saluran kencing seperti infeksi saluran kencing, kencing berlemak, kencing berdarah, bengkak karena penyaki ginjal, (nefotik edema), kencing sedikit karena panas dalam,
• Batu empedu, batu ginjal,
• Radang prostat (prostatitis)
• Influenza, demam, batuk rejan, (pertusis), radang saluran napas (bronkitis),
• Diare, disentri, nyeri lambung,
• Radang mata merah (konjungtivitas), menerangkan penglihatan yang kabur,
• kencing manis (DM)
• hepatitis akut disertai kuning (hepatitis ikterik akut),
• cacingan, gigitan serangga, dan
• pendarahan seperti mimisan, batuk darah.

Akar berkhasiat mengatasi
• Keputihan (leukore) dan nyeri otot

Biji berkhasiat mengatasi
• Gangguan pencernaan pada anak,
• Perangsangan birahi (afridisoak), beser mani (spermatorea),
• Kencing sakit (disuria), sukar kencing, rasa penuh di perut bagian bawah,
• Diare, disentri
• Cacingan
• Penglihatan kabur
• Mata merah, bengkak dan terasa sakit akibat panas ada organ hati
• Batuk disertai banyak dahak
• Biri-beri, darah tinggi (hipertensi)
• Sakit kuning (juandince), dan
• Rematik gout.

Cara Pemakaian
Herba kering sebanyak sebanyak 10 – 15 g atau yang segar sebanyak 15 – 30 g direbus, lalu diminum airnya. Bisa juga herba segar ditumbuk lalu lalu diperas dan disaring untuk diminum. Untuk pemakaian bijinya, siapkan 10 – 15 g biji daun sendok, lalu direbus dan diminum airnya. Untuk pemakaian luar, herba segar dipipis lalu dibubuhkan pada luka berdarah, tersiram air atau bisul lalu dibalut. Pemakaianjuga bisa dengan cara direbus, lalu airnya untuk kumur-kumur pada radang gusi dan sakit tenggorok. Bisa juga digunakan dengan cara digiling halus, lalu dibuat salep untuk mengatasi bisul, bisul, dan koreng.

Efek farmakologis dan hasil penelitian
Fraksi etil asetat (asam) daun sendok dengan dosis 2 g/kg bb yang diberikan secara oral pada tikus putih jantan yang telah diinduksi dengan asetosal 200 mg /kg bb, ternyata mempunyai aktivitas antiulcer. Panapisan fitokimia fraksi etil asetat asam menunjukkan adanya golongan tripenoid dan monopenoid (Sariati, Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD, 1993)

Infus daun sendok 10% dan 20& terhadap kalarutan Ca dan Mg dari batu ginjal secara in vitro, mempunyai efek melarutkan kalsium dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna dibandingkan air suling (Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 1991)

Ekstrak daun sendok pada konsentrasi 1 – 3 g/ml menunjukkan daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella sennei (Meriana Sugiarto, Fak. Farmasi Univ. Katolik Widya Mandala, 1992)

Contoh Pemakaian

Melancarkan Kencing
Herba daun segar sebanyak 6 ons dicuci, tambahkan gula batu secukupnya. Bahan tersebut direbus dengan 3 liter air rebusannya tersisa separo. Minum seperti air the, habiskan dalam sehari. Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras dan saring sampai airnya terkumpul ½ geals. Tambahkan madu 1 sendok makan, lalu diminum sekaligus.

Kencing Berdarah
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Peras dan saring sampai airya terkumpul 1 gelas. Minum sebelum makan

Disentri Panas
Herba daun sendok segar dicuci lalu ditumbuk halus. Peras dan saring sampai terkumpul 1 gelas. Tambahkan madu 2 sendok makan sambil diaduk merata. Air perasan tersebut lalu ditim sebentar. Minum sekaligus selagi hangat.

Disentri basiler, diare
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g setelah dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai air rebusannya tinggal 1 gelas. Setelah dingin disaring , airnya diminum sehari 2 kali, masing-masing ½ gelas.

Mimisan
Daun sendok segar sebanyak 15 g dicuci lalu dipipis, seduh dengan secangkir air panas. Setelah dingin diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus.

Batuk berdahak, batuk darah
Herba daun sendok segar sebanyak 60 g dicuci lalu tambahkan air bersih sampai terendam dan 30 g gula batu. Ditim sampai mendidih selama 15 menit. Minum selagi hangat.

Bronkitis
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring minum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas . Lakukan selama 1 - 2 minggu

Kencing manis
Herba daun sendok segar 1 tanaman seutuhnya dan daun salam 7 lemabr direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin airnya disaring lalu diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Kencing batu
Herba daun sendok segar sebanyak 30 g dan 7 lembar daun avokad dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin airnya disaring lalu diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Hepatitis akut disertai ikterik (kuning)
Seluruh bagian tumbuhan daun sendok segar sebanyak 60g dicuci. Setelah bersih masukkan ke dalam panci email, lalu tambahkan 30 g gula batu serta 3 gelas air. Rebus sampai airnya tersisa 1,5 gelas. Setelah dingin disaring, masing-masing 3/4 gelas. Nafsu makan biasanya timbul dalam 5 - 7 hari, sedangkan warna kuning menghilang dalam 14 hari.

Luka berdarah
Herba daun sendok segar secukupnya dicuci lalu ditumbuk. setelah halus lalu diperas. Air yang terkumpul untuk mengompres lukanya.

Bisul
Herba daun sendok segar sebanyak 1 tanaman dicuci lalu ditumbuk halus. Tambahkan air kapur sirih secukupnya sambil diaduk rata hingga menjadi seperti bubur. Turapkan pada bisul, lalu dibalut. Sehari diganti 2 kali. Biji daun sendok karing digiling halus sampai menjadi bubuk. Tambahkan vaselin secukupnya, lalu oleskan pada bisul. Ramuan ini akan mengurangi peradangan kulit dan pebentukan nanah pada bisul maupun abses

Perangsang nafsu seks, beser main
Biji daun sendok kering digiling halus sampai menjadi bubuk. Seduh dengan 100cc air panas. Selagi hangat tambahkan madu sebanyak 3 sendok makan sambil diaduk rata, lalu minum sekaligus.

Gangguan pencernaan pada anak
Biji disangrai, lalu digiling halus menjadi bubuk. Bubuk ini diseduh dengan 1/2 cangkir air panas, minum selagi hangat. Dosis: umur 4 - 12 bulan 0,5 g/kali., 1 - 2 tahun: 1 g/kali; sehari 3 - 4 kali

Keputihan
Akar daun sendok sebanyak 10 g dicuci lalu ditumbuk sampai halus. Tambahkan air cucian beras ketan secukupnya sambil diaduk merata. Peras dan saring, hasilnya diminum sekaligus.

Catatan
Supaya tidak lengket ke panci atau dengan simplisia yang lain, biji daun sendok harus dimasukkan ke dalam kantong plastik bila ingin direbus.

Sumber: Atlas Tumbuhan Indonesia (Dr. Setiawan Dalimartha)

Daun Madu (Barleria cristata L.)


Tumbuhan asli India ini umumnya ditanam sebagai pagar. Semak, tinggi 1-3 m, bercabang banyak. Batang berkayu, bulat, berbuku-buku, berambut, hijau kecoklatan. Daun tunggal, berhadapan, helaian elips sampai lanset, ujung pangkal runcing, tepi rata, tulang daun menyirip, kedua permukaan berambut, panjang 4-8 cm, lebar 1 – 3 cm, warnanya hijau atau hujau kecoklatan. Bunga tunggal atau berpasangan, diketiak daun dan ujung tangkai, mahkota berambut kelenjar, bibir atas mahkota berbagi empat, bulat telur, warnanya ungu. Buah elips, panjang 1,5 cm, bibir sampai empat, kecoklatan. Biji kecil, pipih, warnanya cokelat.

Sifat dan Khasiat
Daun berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik) dan mengurangi bengkak. Sedangkan akar berkhasiat mengurangi bengkak.

Kandungan Kimia
Daun tumbuhan ini mengandung polifenol dan substansi pektik. Batang mengandung polifenol, saponin, flavonoida, kalsium oksalat, lemak, substansi pektik, dan asam formik. Sedangkan bagian akar mengandung polifenol, saponin, dan flavonoida.

Bagian yang Digunakan
Daun, akar, bunga, dan biji.

Indikasi
• Daun dan akar berkhasiat mengatasi Ramatik dan Batuk
• Bunga berkhasiat mengatasi Bengkak karena gigitan serangga
• Biji berkhasiat untuk mengatasi Digigit ular berbisa.

Contoh Pemakaian
Rematik
Siapkan daun segar sebanyak 1 genggam lalu dicuci bersih. Tambahkan kapur sirih ¼ sendok teh. Tumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan pada tempat yang sakit.

Sumbar Atlas Tumbuhan Obat Indonesia
Dr. Setiawan Dalimartha

Thursday, July 2, 2009

Daun Dewa (Gynura pseudo-china DC.)


Daun dewa umumnya ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat, walau bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa kawasan hutan di Indonesia.

Tanaman yang di Sumatera dinamai beluntas cina , daun dewa dan tigel kio di jawa ini tumbuh tegak, tinggi 30 - 50 cm, bila agak tua bercabang banyak. Batang lunak berwarna hijau dengan alur memanjang warna trengguli. Daun tunggal, bertangkai, berdaging, berambut lebat, helai daun bulat telor sampai bulat meamanjang, uung tumpul, pangkal meruncing, tepi bertoreh, pertulangan menyirip, warna permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau muda, daun tua membagi sangat dalam, panjang 8 - 20 cm, lebar 5 - 10 cm. Bunaga majemuk bentuk bongkol, keluar dari ujung tangkai, warna kuning. Buah kecil, cokelat. Akar membentuk umbi, warnanya keabu-abuan, panjang 3 - 6 cm, diameter sekitar 3 cm. Perbanyakan dengan umbi, tunas anakan, dan setek cabang sekunder.

Sifat dan Khasiat
Daun dewa bersifat manis, tawar, dingin dan sedikit toksik. Berkhasiat sebagai antiradang, pereda demam (antiperik), penghilang nyeri (analgesik), pembersih darah, penyejuk darah dan membuyarkan bekuan darah

Kandungan Kimia
Daun dewa mengandung alkaloid, saponin, flavonoida, minyak asiri dan tanin.

Bagian yang Digunakan
Seluruh tumbuhan (herba) dan umbi. Bisa digunakan herba segar atau yang telah dikeringkan.

Indikasi
Daun dapat digunakan untuk mengatasi: bengkak terbentur (memar), TB paru, bronkitis, batuk rejan (pertusis), batu ginjal, radang mata, sakit gigi, radang tenggorok, rematik sendi, perdarahan kandungan, payudara bengkak, kencing manis, darah tinggi, tidak datang haid, ganglion, kista, tumor, digigit binatang berbisa.

Umbi berkhasiat untuk mengatasi: benjolan karena gumpalan darah (hematoma), bengkak karena memar, tulang patah (fraktur) dan perdarahan sehabis melahirkan.

Cara Pemakaian
Herba segar sebanyak 10 - 15 g direbus, atau direndam dalam arak kuning, minum. Bisa juga dauun segar dimakan mentah seperti lalap. Umbi segar sebanyak 6 - 9 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, herba segar atau umbi segar digiling halus lalu tempelkan ke bagian tubuh yang sakit seperti pembengkakan payudara (masitis), memar, bengkak akibat tulang patah, wasir, digigit hewan berbisa, luka bakar, tersiram air panas, luka berdarah, bisul, radang kulit bernanah, borok di kaki, cantengan dan kutil.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Pemberian infus pada daun dewa sebanyak 8 ml/kk bb dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% b/v per oral pada marmut yang dibuat demam dapat memberikan pengaruh antiperik. Pembanding: parasetamol (Marmurawati, Jurusan Farmasi FMIPA UNHAS 1993).
Pemberian secara oral infus daun dewa 10% dengan dosis 1 g/kg bb pada kelinci yang diberikan glukosa per oral dengan dosis 1,75 kg bb, dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 71,06%. Pembanding: glipizide (Muhammad Muslich, Fak. Farmasi, UNTAG 1993).

Pemberian sari air daun dewa dengan dosis yang setara 100 mg daun/100 g bb pada tikus dapat menurunkan kadar glukosa darah 1 jam setelah perlakuan (Nurul Hidayah Hidayati, Jurusan Farmasi FMIPA UI 1991).

Infus daun dewa dengan dosis 12,5 mg, 25 mg, 50 mg, 100 mg dan 200 mg/kg bb yang diberikan secara intravena pada tikus jantan putih dewasa Galus Wistar, dapat menurunkan tekanan darah arteri. Pada dosis 50 mg/kg bb, infus daun dewa tidak menghambat peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh adrenalin dan noradrelin. Efek hipotensif ini tidak dipengaruhi oleh yohimbin (alfa adrenalin), isoprenalin (amin simpatomimetik yang bekerja pada reseptor beta 1 dan beta 2), dan asetilkolin (parasimpatomimetik). Aktiviats hipotensifnya juga dapat menghambat efek dari tiramin dan efedrin. Diduga infus daun dea menghambat kerja obat simpatomimek yang bekerja tidak langsung. (Nelly C. Sugiarso dan Endang Hardini, Lab. Farmakologi-Toksikologi, Jurusan Farmasi FMIPA-ITB, Warta Perhipba th 2 No.3 edisi Juli - September 1994).

Sari daun dewa segar dosis 0,01 ml/10 g bb yang diberiakn secara oral pada mencit, memberikan efek analgesik lebih baik daripada asetosal sebagai pembanding (Pujiastuti, Lucie Widowati dan Budi Nuratni, Puslitbang Farmasi Badan Litbangkes Depkes RI).

Dosis 2,23 mg/02 ml dan 4,46 mg/0,2 ml dari ekstrak heksan daun dewa yang diberikan secara intraneoplasma pada mencit yang diinduksi dengan karsinogen benzopirena mampu menghambat pertumbuhan kanker. Hal ini didukung juga dengan data histopatologi, yang menunjukkan adanya nekrosis dari sel-sel kanker (Sukardiman, IGP Santa dan N. Wied Aris R.K., Fak, Farmasi UNAIR).

Contoh Pemakaian
Luka bakar, Luka teriris
Umbi daun dewa setelah dicuci bersih lalu dipipis. Tambahkan sedikit gula merah sehingga menjadi adonan seperti salep. Ramuan tersebutdibalurkan pada bagian tubuh yang sakit, lalu dibalut.

Bengkak terpukul, Masuk angin
Umbi daun dewa segar sebanyak 6 - 9 g diiris tipis-tipis. Tambahkan arak kuning (wong ciu) secukupnya, lalu ditim. Minum selagi hangat.

Luka terpukul, Tidak datang haid
Herba daun dewa sebanyak 15 - 30 g direbus atau ditumbuk, ambil air perasannya. Tambahkan arak yang sudah dipanaskan, lalu diminum.

Perdarahan pada perempuan, batuk dan muntah darah, payudara bengkak
Sebatang tumbuhan daun dewa dengan berat sekitar 15 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin dibagi untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang dan sore masing-masing 1/2 gelas.

Bisul, koreng
Herba daun dewa dan herba sosor bebek, keduanya yang segar dengan ukuran sama banyak setelah dicuci bersih lalu dipipis. Ramuan ini ditempelkan pada bisul atau koreng lalu dibalut.

Ganglion
Makan daun dewa segar sebanyak 7 lembar setiap hari.

Kutil, cantengan
Daun dewa segar secukupnya dicuci bersih lalu dipipis. Buhuhkan pada kutil atau bagian kuku yang cantengan, lalu dibalut. Ganti sehari 2 kali.

Digigit ular berbisa
Umbi daun dewa secukupnya ditumbuk sampai halus. Bubuhkan di bagian tubuh yang tergigit binatang berbisa, lalu dibalut.

Kejang panas pada anak
Sebatang tumbuhan daun dewa dicuci lalu ditumbuk. Air perasannya ditambah sedikit arak, lalu dimiumkan.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Indonesia/Dr. Setiawan Dalimartha/Hadi

Daruju (Acanthus ilicifolius L.)


Semak tahunan, berbatang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pengkalnya, tinggi 0,5-2m, berumpun banyak. Batang bulat silindris, agak lemas, permukaan licin, berwarna kecoklatan, berduri panjang Tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai, serta tempat-tempat yag tanahnya berlumpur dan berair payau.

Semak tahunan, berbatang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pengkalnya, tinggi 0,5-2m, berumpun banyak. Batang bulat silindris, agak lemas, permukaan licin, berwarna kecoklatan, berduri panjang dan runcing. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang. Helaian daun berbentuk memanjang atau lanset, pangkal dan ujung runcing, tepi bercangap 4-12 cm. Bunga majemuk berkumpul dalam bulir yang panjangnya 6-30 cm, keluar dari ujung batang, mahkota bunga berwarna ungu kebiruan. Buahnya berupa buah kotak, bulat telur, panjang 3 cm, berwarna cokelat kehitaman. Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah. Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kekuningan.

Daruju dapat diperbanyak dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Akar daruju rasanya pahit, sifatnya dingin, berkhasiat sebagai antiradang (antiflogistik) dan peluruh dahak (ekspektorans). Biji berkhasiat sebagai pembersih darah.

Kandungan Kimia
Akar mengandung flavone dan amino.

Bagian yang digunakan
Bagian yang digunakan adalah akar, daun dan biji. Sebelum digunakan, cuci akar sampai bersih, iris tipis-tipis, lalu jemur sampai kering.

Indikasi
Akar digunakan pada pengobatan:
• Radang hati (hepatitis) akut dan kronis,
• Pembesaran hati dan limpa (hepatosplenomegali),
• Pembesaran kelenjar limfe (limfedenopati), termasuk pembesaran kelenjar limfe pada tuberkolusis (TBC) kulit (skrofuloderma),
• Gondongan (parotitis)
• Sesak napas (asma bronkial)
• Cacingan
• Nyeri lambung, sakit perut, dan
• Kanker, terutama kanker hati

Biji digunakan untuk pengobatan:
• Bisul dan cacingan

Cara pemakaian
Untuk obat yang diminum, sediakan 30-60g akar daruju kering, lalu rebus atau tim dengan daging.

Untuk pemakaian luar, giling akar kering sampai halus, lalu taburkan pada bagian tubuh yang luka atau terkena racun.

Efek Farmakologis dan hasil Penelitian
Ternyata, infus akar daruju 0,8 g/kg bb dan 1,2 g/kg bb pada kelinci yang telah diberikan parasetamol dosis toksik dapat mempercepat penurunan aktifitas enzim SGPT dan SGOT secara nyata. Namun tidak memberikan perubahan aktivitas enzim ALP. Dosis 1,2 g/kg bb lebih cepat menurunkan SGOT dan SGPT dibandingkan dengan dosis 0,8 g/kg bb. Infus akar daruju tidak memberikan efek yang nyata terhadap gangguan bendungan saluran empedu (Asmawati FF WIDMAN, 1990)

Contoh Pemakaian

Kanker
Rebus 30-120 g akar daruju jering dan 60-120 g daging sapi tanpa lemak dalam 500 cc air dalam periuk tanah atau panci email dengan api kecil selama 6 jam, sampai airnya tersisa satu mangkok. Jika air mengering sebelum 6 jam, tambahkan air panas secukupnya sambil terus direbus. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi dua untuk dua kali minum, pagi dan sore hari (maisng-masing 1/2 mangkok). Setiap kali minum tambahkan madu secukupnya. Lakukan pengobatan setiap hari.

Hepatitis akut dan kronis
Iris 60 g akar daruju yang telah dikeringkan tipis tipis. Masukkan ke dalam panci email, lalu tuang 500 cc ke dalamnya. Rebus dengan api kecil sampai airnya tersisa 100 cc. Setelah dingin, saring dan airnya dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari. Setiap kali minum dapat ditambahkan madu secukupnya.

Luka terkena pisau beracun
Kunyah akar kering sampai halus, lalu bubuhkan pada luka dan balut dengan kain perban. Ganti 2-3 kali sehari.

Bisul
Giling empat butir daruju sampai menjadi bubuk. Seduh dengan air secukupnya, lalu minum sekaligus. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

Cacingan
Giling 2-5 butir daruju sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Setelah dingin, minum sekaligus. Pengobatan ini dapat dilakukan selama 2-4 hari berturut-turut.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind./Dr. Setiawan Dalimartha/Hd.