Thursday, December 24, 2009

Landep (Barleria prionitis L.)


Tumbuhan ini berasal dari daratan Asia tropik dan Afrika Selatan, tumbuhan yang mempunyai nama bunga landak di sumatera, jarong, kembang landep dan landep di Jawa, landhep di Madura di Indonesia banyak ditemukan di daerah yang beriklim kering, tumbuh liar atau ditanam untuk pagar dari dataran rendah sampai 400 m dpl.

Perdu, tinggi 1,5 - 2 m. Batang berkayu, segi empat, berbuku-buku, berambut, berduri kuat yang terdapat pada ketiak-ketiak daun. Daun tunggal, daun muda berambut, letak berhadapan, panjang tangkai daun 4 - 8 mm. Helai daun jorong sampai lanset atau bundar telur memanjang, ujung meruncing, pangkal meruncing menyempit sepanjang tangkai, tepi rata agak berombak, panjang 2 - 28 cm, lebar 2 - 6,5 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunga tunggal, simetris dua sisi, di ketiak daun, mahkota bertaju hijau, bentuk elips memanjang, warnanya kuning. Buah kotak, bulat telur, pipih, ujung agak lancip, keras, terbagi dua, warnanya hijau. Biji bulat telur, pipih mengkilap seperti beludu, warna cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

Sifat dan Khasiat
Daun memiliki bau yang lemah, rasa agak kelat. Berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), tonik, pereda demam (antiperik) dan peluruh dahak. Akar berkhasiat sebagai pereda demam (antiperik) serta kulit kayu berkhasiat sebagai peluruh dahak dan peluruh keringat (diaforetik).

Kandungan Kimia
Daun landep mengandung saponin, flavonoida, tanin, garam kalium dan silikat. Sedangkan akar mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Bagian yang digunakan
Daun dan akar.

Indikasi
Daun berguna untuk pengobatan: Rematik, Sakit pinggang, Demam, Sakit perut, Perut busung air, Kencing kurang lancar, Kudis, Gusi nyeri dan Beser mani (spermatorea).
Akar berguna untuk mengatasi cacingan.

Cara Pemakaian
Untuk pemakaian luar daun segar secukupnya digiling halus untuk pengobatan rematik, nyeri punggung, panu, sakit kepala dan sakit gigi. Akar untuk obat demam, luka, kurap. Air perasan akar untuk obat tetes pada radang telinga.

Efek farmakologis
Rebusan daun landep dan daun kumis kucing yang diberikan pada tikus putih menunjukkan kenaikan pengeluaran air kencing secara bermakna. Antar rebusan daun landep konsentrasi 20%, 40% dan rebusan daun kumis kucing konsentrasi 10%, 40% tidak menunjukkan perbedaan bermakna (Trifena Fennny Gowinda, Fak. Farmasi Univ. Widya Mandala, 1992)

Lebih tinggi konsentrasi infus daun landep terhadap kelarutan batu ginjal kalsium dan kalium secara in vitro, bahan yang terlarut semakin banyak, kecuali kalsium, konsentrasi tertinggi 7,5% (Sudarmono, Fak. Farmasi UGM, 1990)

Contoh Pemakaian
Luka
Sebanyak 15g akar daun landep dicuci bersih. Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih. Tumbuk sampai lumat, kemudian tempelkan pada luka.

Kurap, Panu
Akar secukupnya digiling halus. Tambahkan air perasan 1 buah jeruk nipis, lalu diaduk merata sampai seperti bubur. Balurkan pada kurap, lalu dibalut. Ganti 2 kali sehari, sampai sembuh.

Rematik, Sakit Pinggang, Sakit Kepala
Segenggam daun landep segar dicuci lalu digiling halus. Tambahkan air kapur sirih secukupnya sambil diaduk merata sampai menjadi seperti bubur kental. Balurkan ke bagian tubuh yang sakit. Bila sakit kepala, balurkan di kening

Sakit Gigi
Daun dikunyah dengan gigi yang sakit

Gusi Nyeri dan Berdarah
Daun landep segar dicuci lalu digiling halus. Air perasanya ditambahkan sedikit madu. Gunakan untuk memoles gusi yang sakit.

Demam, Sakit Perut, Kencing Sedikit
Sebanyak 1 genggam daun landep segar dicuci lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin disaring, lalu diminum.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Indonesia / Dr. Setiawan Dalimartha/Hadi

Friday, December 18, 2009

Kumis Kucing (Orthosiphon Spicatus B.B.S)


Kumis kucing tumbuh liar di sepanjang anak sungai dan selokan atau ditanam di pekarangan sebagai tumbuhan obat dan dapat ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl.

Terna, tahunan, tumbuh tegak, tinggi 50-150 cm. Batang berkayu, segi empat agak beralur, beruas, bercabang, berambut pendek atau gundul, berakar kuat. Daun tunggal, bulat telur, elips atau memanjang, berambut halus, tepi bergerigi, ujung dan pangkal runcing, tipis, panjang 2-10 cm, lebar 1-5 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar di ujung percabangan, berwarna ungu pucat atau putih, benang sari lebih panjang dari tabung bunga. Buah berupa buah kotak, bulat telur, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam.

Kumis kucing dapat diperbanyak dengan biji atau setek batang.

Sifat dan Khasiat
Herba kumis kucing rasanya manis sediit pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan panas dan lembab, serta menghancurkan batu saluran kencing.

Kandungan Kimia
Orthosiphonin glikosida, zat samak, minyak asiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, mioinositol dan sinensetin. Kalium berkhasiat diuretik dan pelarut batu saluran kencing, sinensetin berkhasiat antibakteri.

Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah herba, baik yang segar maupun yang telah dikeringkan.

Indikasi
Herba kumis kucing digunakan untuk pengobatan:
• Infeksi ginjal akut dan kronis
• Infeksi kandung kencing (sistitis)
• Kencing batu
• Sembaba karena timbunan cairan di jaringan (edema)
• Kencing manis (diabetes mellitus)
• Tekanan darah tinggi (hipertensi)
• Rematik gout

Cara Pemakaian
Rebsu 30-60 g herba kering atau 90-120 g herba segar, lalau minum air rebusannya. Herba kumis kucing yang kering ataupun yang segar juga bisa diseduh, lalu diminum seperti teh.

Efek Farmakologis
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pengaruh infus daun tempuyung dan infus daun kumis kucing terhadap kelarutan kalsium batu ginjal secara in vitro sebagai berikut:
Kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun tempuyung dan infus daun kumis kucing dipengaruhi oleh kadar kalium dalam cairan infus dan kemungkinan adanya senyawalain yang menambah kelarutan kalsium batu ginjal.
pada kadar infus 0.5%, 1% dan 2% kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun tempuyung lebih baik daripada infus daun kumis kucing.
Pada kadar infus 5%, 7.5% dan 10%, kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam infus daun kumis kucing lebih baik daripada infus daun tempuyung (Agus Tri Cahyo, FF UGM 1990)
Pada uji toleransi glukosa oral, pengaruh infus kombinasi daun sambiloto dan daun kumis kucing dibandingkan dengan infus kedua tumbuhan secara tunggal terhadap perubahan kadar glukosa darah kelinci diperoleh hasil sebagai berikut:
Pemberian infus daun kumis kucing 0.129 g/kg bb tidak dapat menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan kontrol
Pemberian infus daun sambiloto 0.3 g/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci secara nyata.
Pembierian infus kombinasi (daun kumis kucing 0.129 g/kg bb dan daun sambiloto 0.3 g/kg bb) mempunyai efek penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan infus daun sambiloto saja, bahkan mempunyai efek yang sebanding dengan suspensi glibenklamid (Minggawati, FF WIDMAN 1990)
Berdasarkan perbandingan khasiat peluruh kecing (diuretik) infus daun muda dan daun tua tanaman kumis kucing pada kelinci, diperoleh hasil bahwa infus 20% daun muda yang paling efektif sebagai diuretik (terutama pada menit ke -45). Selanjutnya, tidak ada peningkatan. Kesimpulannya, daun muda lebih efektif sebagai diuretik, awal kerja yang cepat dan masa kerja yang relatif singkat (Ninuk Kus Dasa Asiafri Harini, JB FMIPA UNAIR 1989).
Kadar sinensetin dalam daun kumis kucing yang tertinggi terdapat dalam daun tua yang berbunga (0.365%), sedangkan yang terkecil berasal daru daun muda yang berbunga putih (0.095%).

Contoh Pemakaian
Infeksi ginjal, sembab karena timbunan cairan dalam jaringan, hipertensi.
Cuci herba segar kumis kucing, herba daun sendok, rumput lidah ular, masing-masing 30g, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersesa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Infeksi saluran kencing, sering buang air kecil (sedikit dan anyang-anyangan)
Sediakan herba segar daun kumis kucing, meniran dan akar alang-alang masing-masing 30g, lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, potong-potong seperlunya, kemudian rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. Seteelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Kencing Batu
Cuci 90g herba kumis kucing, lalu rebus dalam 1 liter air. Biarkan mendidih sampai tersisa 750 cc. Setelah dingin minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

Kencing Manis
Cuci daun kumis kucing dan sambiloto segar masing-masing 7 lembar, 3/4 jari batang brotowali, lalu potong-potong seperlunya. Rebus semua bahan dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 2 gelas. Selanjutnya dinginkan dan saring. Ramuan ini dapat diminum pagid dan sore gari, masing-masing 1 gelas. 1/2 jam sebelum makan. Meskipun ramuan ini rasanya pahit, jangan ditambah madu ataupun air gula.

Sumber: Atlas tumbuhan Obat Ind/Dr. Setiawan Dalimartha/Hd

Wednesday, December 9, 2009

Kucing-kucingan (Acalypha indica L.)


Kucing-kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan rumput, maupun di lereng bukit.

Herba semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar, berambut halus. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2.5-8 cm,lebar 1.5-3.5 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah kotak, bulat, hitam. Biji bulat panjang, berwarna cokelat. Akarnya akar tunggang, berwarna putih kotor.

Akar tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing, yang dikonsumsi dengan cara dikunyah.

Kucing-kucingan dapat diperbanyak dengan biji.

Sifat dan Khasiat
Rasa pahit, sifatnya sejuk, astrigen. herba ini berkhasiat antiradang, antibiotik, peluruh kecing (diuretik), pencahar dan penghenti perdarahan (hemostatis).

Kandungan Kimia
Daun, batang dan akar mengandung saponin dan tanin. Batangnya juga mengandung flavonoida dan daunnya mengandung minyak asiri.

Bagian yang Digunakan
Seluruh bagian tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat, dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan.

Indikasi
Herba ini digunakan untuk pengobatan:
• Disentri basiler, diesentri amuba, diare,
• Anak dengan berat badan rendah (malnutrisi),
• Gangguna pencernaan makanan (dispepsi),
• Perdarahan, seperti mimisan (epistaksis), muntah darah (hematemesis), berak darah (melena), kencing darah (hematuria),
• Malaria dan,
• Susah buang air besar (sembelit)

Cara Pemakaian
Untuk obat yang diminum, rebus 9-15 g herba kering atau 30-60 g herba segar. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum.

Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halur, lalu bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti bisul, koreng, luka berdarah, eksim, radang kulit (dermatitis) atau gigitan ular. Cara lain,rebus satu tumbuhan kucing-kucingan seutuhnya. Selanjutnya, gunakan air rebusannya untuk mencuci luka ataupun koreng.
Contoh Pemakaian
Disentri amuba, disentri basiler, diare dan penyakit dengan perdarahan
Rebus seluruh bagian tumbuhan kucing-kucingan yang sudah keringsebanyak30-6-g dalam 3 gelas air sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi dua (sama banyak). Pengobatan dilakukan sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan selama 5-10 hari.

Disentri basiler
Cuci 30-60 g herba kucing-kucingan kering, 30 g krokot (Portulaca oleracea L.), dan 30 g gula merah, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air, lalu rebus sampai airnya tersisa 1 1/2 gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

Luka berdarah, koreng, bisul, radang kulit, gigitan ular
Cuci 1 tanaman herba segar. Tambahkan 1 sendok teh gula pasir, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ramuan ini ke bagian tubuh yang sakit.

Dermatis, eksim, koreng

Cuci 1 tanaman herba segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai mendidh (selama 15 menit). Gunakan ramuan tersebut untuk mencuci bagian tubuh yang sakit selagi hangat.

Sembelit
Cuci 1 tumbuhan segar (berikut akarnya), lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 1 gelas air sampai mendidih (selama 15 menit). Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan pada malam hari.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Ind/ Dr. Setiawan Dalimartha/Hd